Dia, sebuah kesalahan yang indah. Kesalahan yang suatu saat akan aku benarkan. Dan kesalahan yang akan membuat hidupku semakin benar.
Entah apa yang telah menghipnotisku, segala masa lalunya terabaikan olehku. Aku percaya padanya.
Selama beberapa bulan terakhir ini, aku menjadi wadah keluh kesahnya. Aku membimbingnya untuk menjadi benar. Awalnya, aku melakukannya bukan untuk diriku. Aku melakukannya untuk orang lain yang aku sayang.
Tapi, seiring waktu berlalu dia akhirnya datang untukku... Dia mengisi sebuah ruang kosong di hidupku. Aku tahu, aku salah. Tapi aku tidak bisa menahan perasaan ini. Aku rasa, aku dan dia cuma butuh waktu. Kami butuh waktu untuk dapat membuat mimpi-mimpi antara kami berdua menjadi nyata. Aku jalani detik demi detik untuk dapat mencapai waktu itu. Aku bertahan, dan kuharap dia juga :)
Tapi, seiring waktu berlalu dia akhirnya datang untukku... Dia mengisi sebuah ruang kosong di hidupku. Aku tahu, aku salah. Tapi aku tidak bisa menahan perasaan ini. Aku rasa, aku dan dia cuma butuh waktu. Kami butuh waktu untuk dapat membuat mimpi-mimpi antara kami berdua menjadi nyata. Aku jalani detik demi detik untuk dapat mencapai waktu itu. Aku bertahan, dan kuharap dia juga :)
Sore ini, handphone menunjukkan tepat pukul 17.00, dia datang. Hujan sudah cukup reda. Kami menyusuri jalan kota dengan sepeda motor. Jujur, aku tak peduli kami akan kemana. Asal bersama dia, aku merasa senang :)
Bersamanya, tak pernah aku berhenti tertawa. Melihat pundaknya dari belakang saja, aku tersenyum. Semakin larut, hujan kembali mengguyur jalanan. Aku tak peduli. Memang, dia membawakanku jas hujan, tapi sama sekali gak bermanfaat :D Aku ingin, suatu saat ketika hujan kembali mengguyur jalanan yang sedang kami lalui, bukan jas hujan yang melindungiku, tapi pundaknya :)
InsyaAllah, suatu saat kesalahan ini akan menjadi sebuah kebenaran yang semoga bisa diterima oleh mereka semua :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar